Selasa, 19 Juli 2011

Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pengembangan Media Pembelajaran


A. Pendahuluan
Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga dengan perkembangan ini telah mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi, yang tidak lagi terbatas pada informasi surat kabar, audio visual dan elektronik, tetapi juga sumber-sumber informasi lainnya yang salah satu diantaranya melalui jaringan Internet.
Salah satu bidang yang mendapatkan dampak yang cukup berarti dengan perkembangan teknologi ini adalah bidang pendidikan, dimana pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dan informasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi informasi-informasi pendidikan, yang memiliki unsur-unsur pendidik sebagai sumber informasi, media sebagai sarana penyajian ide, gagasan dan materi pendidikan serta peserta didik itu sendiri (Oetomo dan Priyogutomo, 2004), beberapa bagian unsur ini mendapatkan sentuhan media teknologi informasi,sehingga mencetuskan lahirnya ide tentang e-learning (Utomo, 2001).
e-Learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika, khususnya perangkat komputer (Soekartawi, 2003). Karena itu e-learning sering disebut juga dengan on-line course. Dalam berbagai literature e-learning tidak dapat dilepaskan dari jaringan Internet, karena media ini yang dijadikan sarana untuk penyajian ide dan gagasan pembelajaran. 
Namun dalam perkembangannya masih dijumpai kendala dan hambatan untuk mengaplikasikan sistem e-learning ini, antara lain : (a) Masih kurangnya kemampuan menggunakan Internet sebagai sumber pembelajaran; (b) Biaya yang diperlukan masih relativ mahal untuk tahap-tahap awal; (c) Belum memadainya perhatian dari berbagai pihak terhadap pembelajaran melalui Internet dan (d) Belum memadainya infrastruktur pendukung untuk daerah-daerah tertentu (Soekartawi, 2003).
Selain kendala dan hambatan tersebut di atas, kelemahan lain yang dimiliki oleh sistem elearning ini yaitu hilangnya nuansa pendidikan yang terjadi antara pendidik dengan peserta didik,karena yang menjadi unsur utama dalam e-learning adalah pembelajaran.
Maka dengan melihat kelemahan dan kekurangan tersebut, para ahli berusaha menjawab fenomena ini dengan mengembangkan sistem e-education. Sistem ini telah didiskusikan secara aktif pada beberapa dekade terakhir ini. Pengembangan sistem e-education ini telah memberi
inspirasi untuk mengembangkan e-media secara optimal guna percepatan pemerataan layanan pendidikan kepada masyarakat (Oetomo dan Priyogutomo, 2004). Dimana selain masyarakat memperoleh pendidikan melalui pendidikan formal, juga didukung oleh pendidikan melalui emedia, sebagai wujud dari pendidikan yang mandiri.
e-Education dengan pemanfaatan e-media, juga ditujukan untuk mengatasi persoalan elearning, dimana e-media dapat dijadikan alternative terdekat jika tidak ada koneksi ke Internet. 
B. Peranan Media Ajar dalam Proses Pembelajaran
Strategi mengajar menurut Muhibbin Syah (2002), didefiniskan sebagai sejumlah langkah yang direkayasa sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Strategi mengajar ini mecakup beberapa tahapan, seperti :
1. Strategi perumusan sasaran proses belajar mengajar (PBM), yang berkaitan dengan strategi yang akan digunakan oleh pengajar dalam menentukan pola ajar untuk mencapai sasaran PBM.
2. Strategi perencanaan proses belajar mengajar, berkaitan dengan langlah-langkah pelaksanaan mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini termasuk perencanaan tentang media ajar yang akan digunakan.
3. Strategi pelaksanaan proses balajar mengajar, berhubungan dengan pendekatan sistem pengajaran yang benar-benar sesuai dengan pokok bahasan materi ajar.
Dalam pelaksanaannya, teknik penggunaan dan pemanfaatan media turut memberikan andil yang besar dalam menarik perhatian mahasiswa dalam PBM, karena pada dasarnya media mempunyai dua fungsi utama, yaitu media sebagai alat bantu dan media sebagai sumber belajar bagi mahasiswa (Djamarah, 2002; 137).
Umar Hamalik (1986), Djamarah (2002) dan Sadiman, dkk (1986), mengelompokkan media ini berdasarkan jenisnya ke dalam beberapa jenis :
a. Media auditif, yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti tape recorder.
b. Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam wujud visual.
c. Media audiovisual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, dan media ini dibagi ke dalam dua jenis
1) audiovisual diam, yang menampilkan suara dan visual diam, seperti film sound slide.
2) Audiovisual gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak, seperti film, video cassete dan VCD.
Sementara itu, selain media-media tersebut di atas, di lembaga pendidikan kehadiran perangkat komputer telah merupakan suatu hal yang harus dikondisikan dan disosialisasikan untuk menjawab tantangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di sisi lain sangat banyak pengguna jasa dibidang komputer yang mengharapkan dapat membantu mereka baik sebagai tutor,tutee maupun tools yang belum mampu dipenuhi oleh tenaga yang profesional dibidangnya yang dihasilkan melalui lembaga pendidikan yang ada. Hal ini juga dikeluhkan oleh para pengajar terhadap kemampuan untuk memahami, mengimplementasikan, serta mengaplikasikan pengajaran sejalan dengan tuntutan kurikulum karena keterbatas informasi dan pelatihan yang mereka peroleh.
Komputer mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang mencakup tutor, tutee dan tools dalam implementasi dan aplikasi bidang ilmu lain maupun dalam pengembangan IPTEK itu sendiri. Hal ini dipertegas oleh BJ Habibie bahwa dewasa ini tidak ada satu disiplin ilmu pengetahuan yang tidak menggunakan cara berfikir analitis, matematis, dan numerik (Baisoetii, 1998). Kenyataan ini menunjukan bahwa peran komputer akan menjadi keharusan yang tidak bisa ditawar, terutama dalam penataan kemampuan berfikir, bernalar dan pengambilan keputusan dalam era persaingan yang sangat kompetitif.
Salah satu kompetensi proses belajar mengajar bagi seorang pengajar adalah keterampilan mengajak dan membangkitkan mahasiswa berpikir kritis. Kemampuan itu didukung oleh kemampuan pengajar dalam menggunakan media ajar. (Daniel, Jos,1986).
Peranan pengajar sebagai motivator penting artinya dalam rangka meningkatkan kegairahan dalam pengembangan kegiatan belajar mahasiswa, pengajar harus dapat meransang dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi mahasiswa,
menumbuhkan aktivitas dan kereativitas sehingga terjadi dinamika di dalam proses belajar mengajar (Slameto,1988)
C. Strategi Pengembangan “Computer Aided Instruction”
Dalam makalah ” e-Learning di Indonesia dan prospeknya dimasa mendatang”, Soekartawi menyatakan bahwa dalam banyak hal, suksesnya program e-learning sangat tergantung dari penilaian apakah : (a) e-learning itu sudah menjadi suatu kebutuhan; (b) Tersedianya infrastruktur pendukungnya; (c) Tersedianya fasilitas jaringan Internet; (d) Perangkat lunak pembelajaran; (e) Kemampuan dan keterampilan orang mengoperasikannya; (f) Kebijakan yang mendukung pelaksanaan program e-learning tersebut (Soekartawi, 2003).
Dalam mendukung sistem e-education, dalam makalah “ Kajian terhadap Model e-Media dalam Pembangunan Sistem e-Education”, Oetomo dan Priyogoutomo mecoba untuk melakukan penelitian berkaitan dengan e-media yang sering digunakan, yang paling favorit serta yang menjadi harapan dan disukai oleh peserta didik dalam usahanya untuk mengembangan wawasan dan pengetahuannya, maka hasil yang diperoleh media-media tersebut antara lain : kaset (program pengajaran), CD MP3, VCD dan Internet (Oetoma dan Priyogutomo, 2004)
Dengan melakukan survey kepada peserta didik akan dapat diketahui media yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas proses balajar mengajar, baik yang berlangsung di kelas, maupun di rumah masing-masing peserta didik.
D. Model e-Media
e-Media adalah singkatan dari electronic media, artinya media yang berbasikan pada peralatan elektronik. e-Media berkembang sangat variatif, seiring dengan perkembangan mediamedia elektronik, seperti e-media konvensional berupa kaset rekaman pengajaran dan program TV pendidikan, e-media berbasis komputer terdiri dari CD, CD MP3, VDC dan DVD, serta e-media berbasis internet seperti e-news, e-Journal, e-Book, e-Consultant, Chatting, Newsgroup dan lain sebagainya (Oetoma dan Priyogutomo,2004).
Salah satu faktor keberhasilan proses komunikasi adalah penggunaan media. Peluang ini ditangkap dan dilihat oleh para ahli untuk mengembangkan bentuk-bentuk e-media, yang bertujuan untuk memberi alternatif model pendidikan yang tidak terikat oleh tempat dan waktu.
E. Pengajaran Berbantuan Komputer
Dengan berkembangnya teknologi e-media, sebagai media pendiddikan, maka sarana dan prasarana untuk pemanfaatannya juga berkembang, salah satu sarana tersebut adalah komputer.
Pengajaran berbatuan komputer merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh para ahli sejak beberapa dekade yang lalu, karena dengan batuan komputer ini proses pengajaran berjalan lebih interaktif dan membantu terwujudnya pembelajaran yang mandiri.
Dengan perkembangan teknologi komputer ini, maka metoda pendidikan juga berkembang, sehingga proses pengajaran berbantuan komputer ini maju terus menuju kesempurnaannya, namun secara garis besarnya, dapat dikatergorikan menjadi dua, yaitu computer-based training (CBT) dan Web-based training (WBT).
1. Computer-based Training (CBT)
CBT merupakan proses pendidikan berbasiskan komputer, dengan memanfaatkan media CDROM dan disk-based sebagai media pendidikan (Horton, 2000). Dengan memanfaatkan media ini, sebuah CD ROM bisa terdiri dari video klip, animasi, grafik, suara, multimedia dan program aplikasi yang akan digunakan oleh peserta didik dalam pendidikannya.
Dengan CBT, proses pendidikan melalui classroom tetap dapat terlaksana, sehingga interaksi dalam proses pendidikan dapat terus berlangsung, yang dibantu oleh kemandirian peserta didik dalam memanfaatkan CBT.
2. Web-based training (WBT)
Web-based training (WBT) sering juga diidentikkan dengan e-learning, dalam metoda ini selain menggunakan komputer sebagai sarana pendidikan, juga memanfaatkan jaringan Internet, sehingga seorang yang akan belajar bisa mengakses materi pelajarannya dimanapun dan kapanpun, selagi terhubung dengan jaringan Internet (Rossett, 2002).
Tulisan ini dikirim pada pada Rabu, Februari 25th, 2010 06:13 dan di isikan dibawah Artikel. Anda dapat meneruskan melihat respon dari tulisan ini melalui RSS 2.0 feed. r Anda dapat merespon, or trackback dari website anda.

TUGAS ANALISIS KEBIJAKAN PENDIDIKAN

I.                   Masalah yang berhubungan dengan Isu Pendidikan di atas
Masalah utama yang dikemukakan dalam artikel di atas adalah e-education dengan pemanfaatan e-media, juga ditujukan untuk mengatasi persoalan e-learning. E-learning sangat sulit dilakukan karena kurang tersedianya fasilitas internet. Sedangkan e-educatioan dan e-media pengajaran memungkinkan dilakukan di sekolah sekolah.
Sejalan dengan perkembangan tehnologi dan informasi tentu jajaran pendidikan harus mengikutinya untuk pembelajaran yang lebih baik. Di sekolah-sekolah pengajaran dengan menggunakan media komputer,  proyektor, dan internet membuat pembelajaran itu lebih baik dibanding yang tidak menggunakan fasilitas IT ( informatika dan teknologi).
Pemanfaatan IT sebagai media dalam pembelajaran akan memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran yang lebih baik dan lebih sempurna. Ibarat orang bekerja menggunakan alat yang lebih canggih tentu akan lebih baik daripada bekerja tanpa menggunakan alat. Terkait IT tentu yang digunakan dalam mengajar  adalah Komputer dan proyektor, sebagai hal yang utama. Sedangkan sebagai sumber materi belajar adalah dengan memanfaatkan fasilitas internet. Menurut Dadang Supriyatna (2009:2) bahwa,” Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar,pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media”.
Permasalahan yang mungkin dihadapi adalah bagaimana meningkatkan kemampuan guru menggunakan media pembelajaran berupa IT sebagai media mengajar. Bagaimana menggunakan komputer dan peralatannya juga penggunaan  software yang terkait dengan media pembelajaran yang diperbuat. Bagaimana menggunakan fasilitas internet sebagai penyebaran bahan atau materi pembelajaran.
II.                Tujuan yang ingin dicapai
1.      Guru mampu menggunakan IT dalam proses pembelajaran yang mereka laksanakan.
 Agar guru mampu  menggunakan IT dalam embelajaran bukanlah hal yang mudah. Saat ini guru tidak banyak yang bisa menguasai IT dengan baik, apalagi memanfaatkannya sebagai media pembelajaran. Untuk itu perlu dilakukan latihan latihan terhadap guru dalam memafaatkan IT, terutama computer dan perangkatnya serta software yang digunakan.
Training, workshop, pelatihan harus dilakukan untuk guru agar bisa memanfaatkan media pembelajaran berupa IT dengan lebih baik. Alat perlu dikenali dengan baik. Kemampuan menggunakannya diperlukan pelatihan. Intinya guru perlu belajar lagi, pertunjuk pengoperasian dibutuhkan dalam meningkatkan kemampuan dan skill dalam pengoperasiannya.
2.      Pembelajaran di kelas menggunakan komputer, proyektor dan internet
Pembelajaran di kelas untuk dasawarsa sekarang ini akan lebih efisien dengan menggunankan media pembelajaran. Peserta didik akan dapat menyerap dan memahami pelajaran yang diajarkan padanya dengan cara yang lebih mudah. Dan diharapkan materi pembelajaran lebih cepat dikuasai oleh para peserta didik yang ada di kelas tersebut.
III.             Alternatif pemecahan masalah
1.      Latihan dengan teman sejawat menggunakan komputer, proyektor dan internet
2.      Mengikuti pelatihan dan worksop tentang media IT dalam pembelajaran
3.      Mengintensifkan kegiatan MGMP dengan materi pemanfaatan IT
4.      Menyediakan buku buku yang terkait dengan media pembelajaran
5.      Guru mengikuti tutorial sendiri atau belajar secara outodidak.
6.      Guru menyediakan alat sendiri berupa komputer dan peralatan yang terkait dengan media computer ini.
7.      Sekolah menyediakan fasilitas yang memadai. Fasilitas yang dapat disediakan sekolah antara lain:
a.       Proyektor (LCD ) sebanyak kelas yang tersedia
b.      Jaringan internet
c.       Scanner, printer
d.      Software yang menunjang
e.       Speaker
f.       Cassete CD atau DVD
g.      Arus listrik yang memadai
h.      Camera digital
i.        Operator khusus  computer
j.        Operator mesin dan instalasinya
k.      Orang  yang punya skill dalam membimbing guru menggunakan computer dan proyektor
l.        Menyediakan sebaai sarana dan prasarana sekolah
IV.             Alternatif pilihan
1.      Guru menyediakan alat terutama komputer bagi mereka masing-masing
2.      Sekolah menyediakan perangkat proyektor dan internet
3.      Guru mengikuti pelatihan-pelatihan untuk penggunaan proyektor dalam pembelajaran, pelatihan yang praktis dilaksanakan adalah dengan memanfaatkan teman sejawat yang sudah mampu mengoperasikannya sebagai tutor.
V.                 Konsekwensi logis
1.      Guru enggan membeli komputer sendiri, apalagi kalau dilakukan pembelian secara kontan ( langsung dibayar ).  Bisa dilakukan dengan cara memanfaatkan donator atau dengan cara pembelian dengan harga murah dan dengan bunga yang sekecil-kecilnya.
2.      Sekolah yang berada pada tingkat pendidikan dasar dirasakan sulit dalam menyediakan arus listrik yang memadai untuk semua kelas disamping itu juga penyediaan peralatan media proyektor dan perangkatnya untuk semua kelas. Hal ini akan dapat dilakukan penyediaan dengan cara bertahap.
3.      Tutorial teman sejawat akan keberatan dilakukan oleh guru tertentu sebagai tutor.
Karena akan menyita waktunya. Diperlukan pemanfaatan waktu waktu tertentu untuk dilaksanakan kegiatan ini. Apabila dasar-dasarnya sudah dikuasai oleh semua guru, maka guru akan dapat mengembangkan kemampuannya tanpa disadari.

VI.             Indikator pengukurannya
1.      Apakah guru telah melakukan penyediaan alat menyangkut komputer yang akan digunakan sebagai media dalam pembelajaran
2.      Apakah pihak sekolah sudah melakukan Penyediaan peralatan berupa arus listrik?
3.      Apakah pihak sekolah sudah menyediakan alat proyektor dan alat yang penunjang nya?
4.      Apakah pelatihan dengan teman sejawat sudah maksimal dilaksanakan?
5.      Apakah kemampuan guru sudah meningkat dalam menggunakan media komputer dan proyektor?
6.      Apakah pembelajaran di kelas sudah menggunakan media komputer dan proyektor


Daftar Pustaka

Dadang Supriyatna. 2009. Bahan Diklat PPPPTK. Pengenalan Media Pembelajaran. Jakarta.-----